22:00-23:41 p.m
Move On
Aku mencoba untuk membuka mata dan memandang ke luar jendela. Terlihat matahari yang sudah terlebih dahulu bangun dari tempat tidurnya dan bersinar dengan cerah seolah memberikan semangat pagi untuk ku. Terdengar pula kicauan burung yang sahut menyahut seolah bernyanyi untuk mengisi kesepian di pagi hari ini. Lalu aku menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 06:00. Sudah waktunya untuk mandi dan bersiap-siap tapi aku masih bergelut dengan bantal dan guling yang lembab akibat air mataku semalam. Dan entah kenapa aku tak kuasa membangkitkan diri dari tempat tidur, seolah seluruh anggota tubuhku akan remuk!
"Kimberly, jangan bodoh! Ngapain sih lo mikirin dan ngeluarin air mata lo untuk orang yang ngga peduli lagi sama lo? Buka akal sehat lo, Kim! Buka! Jangan ngebuang waktu lo dengan sia-sia untuk orang yang ngga penting!" Bisikku dalam hati.
"KIMBERLY! SUDAH JAM BERAPA INI? BANGUN!"Belom sempat aku menjawab, terdengar lagu suara nyaring tersebut, "Kim, cepat siap-siap. Mama tak mau mendengar kabar kamu terlambat sampai di sekolah. Cepat, Kim!"
"Iya mam, ini aku lagi siap-siap" Sahutku sambil bergegas mengambil handuk dan segera mandi.
"Cepat, Kim! Makanya sudah mama bilang berulang kali, anak gadis itu harus bangun sebelum ayam berkokok, gimana nantinya kamu kalu sudah berkeluarga? Harus dimulai dari kamu remaja supaya terbiasa saat besar. Dengar kau, Kim? Kim, kau dengar tidak?"
"Aku lagi mandi maaa. Jangan diganggu duluuuu" Teriakku dari dalam kamar mandi. Tuhkan, sampai aku di dalam kamar mandi pun suara mama masih terdengar, benar-benar seriosa.
Setelah selesai mandi dan bersiap-siap, aku langsung turun ke ruang tamu.
"Pagi mama. Nih, Kim udah siap kan?" Kataku sambil mengambil sepotong roti di meja makan dan memakannya.
"Tapi kamu sudah telat bangun. Ayo, jangan berlama-lama. Cepat berangkat, Kim."
"Iya mam. Yaudah, Kim berangkat dulu yaa. Dadaah, Kim sayang mama walaupun cerewet hahaha" Kataku sehabis menyalam dan mencium pipi mama. Tak lupa meminum susu coklat buatan mama lalu berangkat ke sekolah.
Jam tanganku sudah menunjukkan pukul 06:35. Selama perjalanan menuju sekolah aku berpikir tentang kegalauanku dan saat ini aku bertekad hanya satu yang ingin ku lakukan, satu kalimat beranggotakan 2 kata berisi 6 huruf yakni MOVE ON! Ya, lo harus move on, Kim!
Message from : Pemberi Harapan Palsu
Date & time : Monday, March 17 2014, 8 p.m
Content : Selamat malam, Kimmy. Jangan tidur terlalu larut malam yaa, kamu harus jaga kesehatan kamu. IMY <3
Setelah membaca pesan singkat dari manusia pemberi harapan palsu yang masih menyangkut dihandphoneku tersebut, aku segera menghapusnya. Tujuanku bulat, aku harus move on dari manusia pemberi harapan palsu itu.
Setibanya aku di rumah ke dua, tempatku menimba ilmu, belum sempat aku duduk di bangku, Allen sahabat baikku berseru kegirangan "Kimy! Ciee, yang udah lebih sering smsan sama doi. Pasti pendekatannya udah mantap nih, tinggal tunggu tanggal, ciee!"
"Ah Allen, ngga ada cerita tentang pendekatan lagi! Berhenti! Gue udah ngga ada contact lagi sama dia. Dia php, Len! Jadi jangan diflashback-flashback lagi. Tugas lo sekarang adalah bantuin gue untuk move on dari manusia itu""Hah? Kok ngga ada contact lagi? Kenapa? Php gimana? Cerita dong, Kim" sambung Allen penasaran "Aah, Allen banyak nanya nih kayak pembantu baru. Kapan-kapan deh ya kalo mood gue udah membaik. Udah, lo bantuin gue move on pokoknya ya!" "Cukup tau sih ya, gue disamain sama pembantu. Tapi it's okay, kapanpun lo mau cerita, gue siap dengerin dan siap bantuin lo move on. No galau yaa! hahaha" jawab Allen dengan tersenyum lebar menghiburku sambil memelukku.
Aku cuma bisa memberikan fake smile untuk Allen saat ini.
Walaupun masih pagi, semua siswa sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Di sudut kelas terlihat jelas Vanka sedang terpaku di layar kaca monitor laptopnya menjelajah dunia maya. Gadis super up to date dan swag ini tak pernah lupa memberikan segala informasi yang ia dapat dari dunia kedua nya itu. Beda lagi dengan Felicia, kami menyebutnya sebagai cewek kalem pecinta novel. Dimapun dan kapanpun selagi ada kesempatan dia pasti akan membaca salah satu novel koleksinya, seperti pagi ini. Kalau cowok satu ini kerjanya main gitar atau ngga dengerin lagu. Dua kegiatan itu yang selalu Andre lakukan tiap pagi sebelum pelajaran dimulai. Serupa tapi tak sama, kalau Dennis kerjaannya menggambar atau ngga baca comic. Dia itu tipe cowok kalem tapi cool dan dia pecinta anime. Masih banyak lagi sih tokoh-tokoh yang mewarnai kelasku tapi guru Fisika udah nongkrong depan papan tulis untuk ngejelasin materi minggu lalu yang belom kelar.
Ku lihat ke arah jarum jam yang berputar di jam tangan kecil yang melingkar di pergelangan tanganku, tepat jam 2 dan bel pulang sekolah berdendang dari arah ruang BP menjalar ke seluruh penjuru sekolah.Seperti biasanya, kalau sudah mengerjakan tugas sekolah aku bersantai dengan menjelajahi timeline twitterku. Tiba-tiba handphoneku bergetar
Aku yang biasanya pulang bareng dengan Allen dan Vanka hari ini harus pulang sendiri karna mereka ada tugas mendadak. Saat aku berdiri di depan kelas terlihat terlihat di tempat duduk dekat tangga sosok lelaki yang jadi trending topic world wide nya Vanka tadi.
"Kak Nata itu tinggi, hitam manis, berkumis tipis, berdagu panjang, bergigi gingsul, jago main gitar, basket, dan..... aaah, he's so awesomelah!" tersirat dibenakku kata-kata Vanka tadi pagi tentang kakak yang memiliki nama panjang Kelvin Jeremia.
"Ya! Itu dia kak Kelvin namanya, yang kata Vanka unyu nya udah maksimal bangeeet terus hari ini lagi ulang tahun." bisikku dalam hati sambil memperhatikan sosok kak Kelvin.
Bermodalkan nekat dan rasa ingin kenalan, aku mencoba mendekat dan menyapa "Hai kak Kelvin, selamat ulang tahun ya :)".
Ucapku dengan spontan dan senyum paling manis. Tapi, respon kak Nata hanya melihat ku sejenak dan senyum dan tak mengeluarkan satu kata pun. Sungguh, dia membuatku jengkel.
"Apa ada yang salah ya sama kata-kata gue? Atau senyum gue kurang menarik? Kok dia ga jawab sih? Ah jutek! " gerutu ku dalam hati sambil berjalan menyusuri koridor.
Di perjalanan hanya satu yang aku pikirkan, entah kenapa sekilas melihat senyumnya spontan aku merasa ada getaran seakan aliran darah mengalir dari ujung kaki dan naik ke ubun-ubun.
"Ngga! Ngga mungkin gue suka sama kakak kelas awesome tapi juteknya setinggi langit kayak dia. Ngga mungkin" kataku dengan was-was dalam hati.
*Drrrt.. Drrrrt.. Drrrrt* tanda ada sms masuk.
Message from : 08963087xxxx
Date & time : Tuesday, March 18 2014, 8 p.m
Content : Selamat malam, Kimberly.
Hai de,
ini kakak, yang tadi siang kamu ucapin "selamat ulangtahun"
Makasih yaa ucapannya :)
Wait. Yang gue ucapin "selamat ulang tahun" tadi cuma kak Kelvin. Hah? Ini kak Kelvin? Kak Kelvin sms gue? Oke, speechless. Rasa seneng, kaget, heran bercampur jadi satu. Dan guepun segera membalasanya,
Reply to : 08963087xxxx
Date & time : Tuesday, March 17 2014, 8.05pm
Content : Hai kak Kelvin. Iyaa kak samasama.. :)
Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan tak disangka sejak berbalasan pesan singkat pada malam itu, aku dan kak Kelvin, kakak kelas yang semula kulihat dari covernya kalau dia jutek ternyata salah, dia ngga sejutek yang kupikirkan, kami jadi abang dan adek kelas yang dekat, banyak orang yang mengira kami seperti pasangan tapi ternyata tidak, untuk sampai saat ini kami hanya berstatus abang dan ade kelas yang dekat.
Seperti biasanya, aku dan kak Kelvin punya rutinitas setiap jam 8 seusai mengerjakan semua tugas, kami bertukar cerita tentang apapun itu melalui telefon, dan entah kenapa seusai telfonan itu aku berpikir, ngga pernah disangka kalau kak Kelvinlah orang yang bisa merubah kegalauan ga penting dalam hati menjadi cerah.
Yaa, kalau kata Christina Perri sih One Step Closser
Hingga pada suatu hari kak Kelvin mengajakku bertemu di ruang aula sekolah dan wah dengan tak di sangka oleh akal pikiran sehat ku setelah lamanya proses pendekatan itu, kurang lebih satu setengah tahun, sang lelaki jutek yang ku kenal itu mengutarakan perasaan nya.
Kak Kelvin bukan tipe orang yang romantis tapi dia apa adanya. Awal perkataan nya sih biasa aja tapi bermakna dalam hingga tak bisa terungkapkan oleh ku dengan kata-kata.
Kalo kata Westlife sih "More than words"
THE END
- Cerita pendek berjudul "Move On" ini adalah post pertama Clara di blog "Story Of My Life"
Terima kasih sudah mau membaca. Maaf kalau ada kekurangan :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar